Kekurangan Toyota Sienta

Kekurangan Toyota Sienta secara lengkap mulai dari performa, konsumsi BBM, fitur interior, perawatan, hingga perbandingan dengan kompetitor.

Kenapa Toyota Sienta Kurang Laku?

Kali ini kita akan coba dalami dan pelajari tentang kekurangan Toyota Sienta, agar sebelum membeli anda tidak ada keraguannya.

Toyota Sienta merupakan salah satu MPV kompak yang cukup menarik perhatian sejak pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 2016. Desain pintu geser elektriknya menjadi ciri khas yang membedakannya dari kompetitor di kelas menengah, seperti Honda Freed atau Mitsubishi Xpander.

Namun di balik keunggulannya, ada sejumlah kekurangan Toyota Sienta yang perlu dipahami secara objektif, terutama bagi calon pembeli yang mempertimbangkan aspek performa, kenyamanan serta biaya perawatan jangka panjang.

Dalam artikel ini, kami akan membahas kekurangan Toyota Sienta secara komprehensif mulai dari performa mesin, efisiensi bahan bakar, fitur interior, hingga nilai jual kembalinya.

Analisis ini juga akan disertai data teknis dari setiap varian, termasuk perbandingan dengan kompetitor sekelas serta masalah yang umum dikeluhkan pengguna.

Tujuan dari pembahasan ini bukan semata untuk menonjolkan sisi negatif, melainkan agar pembaca dapat memperoleh pandangan yang lebih objektif mengenai kekurangan Toyota Sienta, sehingga keputusan membeli mobil ini dapat dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan berdasarkan informasi yang valid.

1. Performa Mesin

Secara teknis, Toyota Sienta dibekali mesin 2NR-FE berkapasitas 1.497 cc, 16 Valve DOHC Dual VVT-i yang menghasilkan tenaga maksimum 107 PS pada 6.000 rpm dan torsi 14,3 kgm pada 4.200 rpm.

Mesin ini digunakan pada seluruh varian baik tipe V MT, V CVT, maupun Q CVT. Namun dari sisi performa, kekurangan Toyota Sienta cukup terasa pada karakter tarikannya yang cenderung halus di putaran bawah.

Tetapi kehilangan tenaga di tanjakan atau saat membawa beban penuh. Transmisi CVT-nya memang nyaman, namun terasa lambat dalam akselerasi awal dibandingkan transmisi konvensional.

Selain itu, suara mesin relatif kasar ketika digeber di atas 4.000 rpm, terutama pada versi CVT. Hal ini membuat pengalaman berkendara terasa kurang dinamis dibandingkan kompetitor seperti Honda Freed yang memiliki respons mesin lebih spontan.

Baca juga : Honda Accord vs Toyota Camry

2. Konsumsi Bahan Bakar

Toyota Sienta dikenal memiliki efisiensi bahan bakar yang cukup baik untuk penggunaan dalam kota, yaitu berkisar 12–13 km/liter dan bisa mencapai 16–17 km/liter di jalur tol.

Namun dibandingkan MPV lain yang sekelas, seperti Mitsubishi Xpander atau Suzuki Ertiga Hybrid, kekurangan Toyota Sienta terletak pada performa efisiensi di kondisi padat dan rute menanjak.

Transmisi CVT yang digunakan cenderung menahan putaran mesin pada rpm tinggi, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi sedikit boros saat stop and go. Selain itu, kapasitas tangki bahan bakarnya hanya 42 liter relatif kecil untuk ukuran MPV keluarga tujuh penumpang.

3. Fitur dan Kenyamanan Interior

Sienta hadir dengan konsep kabin modern dan ergonomis, namun beberapa aspek kenyamanan masih tertinggal dari kompetitor. Salah satu kekurangan Toyota Sienta adalah kursi baris kedua yang tidak menggunakan model captain seat, sehingga terasa kurang mewah dan membatasi akses ke baris ketiga.

Kursi baris ketiga sendiri dinilai sempit untuk penumpang dewasa dan hanya cocok untuk anak-anak. Bahan pelapis jok masih menggunakan kain (fabric), bahkan pada tipe tertinggi Q CVT. Selain itu, fitur seperti ambient light, sunroof, maupun ventilated seat belum tersedia.

Meski fitur hiburan sudah cukup baik dengan layar 6,8 inci dan smart key, nuansa kabin masih didominasi material plastik keras yang mengurangi kesan premium.

4. Perawatan dan Biaya Servis

Dari segi perawatan, kekurangan Toyota Sienta cukup terasa pada biaya perbaikan pintu geser elektrik dan komponen lampu depan LED yang relatif mahal. Komponen seperti motor power sliding door dapat mencapai jutaan rupiah jika rusak.

Selain itu, beberapa pemilik melaporkan bahwa ketersediaan spare part untuk model tertentu cukup terbatas setelah Toyota menghentikan produksi Sienta di Indonesia pada awal 2023. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi calon pembeli mobil bekas.

Meskipun jaringan bengkel Toyota luas, biaya perawatan rutin Sienta berada sedikit di atas rata-rata MPV sekelasnya karena fitur mekanis yang lebih kompleks.

5. Perbedaan Mobil Keluarga Lain di Kelasnya

Jika dibandingkan dengan kompetitornya seperti Honda Freed, Suzuki Ertiga atau Mitsubishi Xpander, beberapa kekurangan Toyota Sienta dapat disoroti dari segi ruang kabin dan daya angkut.

Berikut perbandingan singkat:

ModelTenaga (PS)Konsumsi BBM (km/l)Kapasitas Tangki (L)TransmisiKapasitas Penumpang
Toyota Sienta10712–1742CVT / MT7
Honda Freed11813–1845AT7
Mitsubishi Xpander10513–1745CVT7
Suzuki Ertiga Hybrid10316–1945AT / MT7

Kapasitas tangki kecil, performa menengah serta ruang kaki di baris ketiga yang sempit menjadi poin minus utama Sienta dalam kompetisi MPV keluarga.

Baca juga : Mitsubishi Triton vs Toyota Hilux 2025

6. Spesifikasi Toyota Sienta

Toyota Sienta di Indonesia tersedia dalam beberapa varian, di antaranya V MT, V CVT dan Q CVT. Berikut tabel ringkas perbandingannya:

VarianTransmisiTenaga / TorsiUkuran BanFitur Utama
Sienta 1.5 V MTManual 6-speed107 PS / 14.3 kgm195/50 R16Dual Airbag, ABS, Rear Camera
Sienta 1.5 V CVTCVT 7-speed107 PS / 14.3 kgm195/50 R16ABS, Smart Key, Digital AC
Sienta 1.5 Q CVTCVT 7-speed107 PS / 14.3 kgm195/55 R16VSC, Hill Start Assist, Bi-Beam LED Headlamp

Secara umum, perbedaan fitur antar varian tidak terlalu signifikan. Hal ini juga menjadi kekurangan Toyota Sienta, karena konsumen merasa tidak mendapatkan peningkatan fitur yang sebanding dengan selisih harga antar varian.

7. Kekurangan Toyota Sienta dengan Kompetitor Langsung

Dalam segmen MPV kompak, kompetitor utama Sienta adalah Honda Freed dan Suzuki Ertiga. Dari perbandingan langsung, kekurangan Toyota Sienta antara lain:

  • Tarikan awal lambat dibandingkan Freed.
  • Baris ketiga lebih sempit dari Xpander.
  • Tidak ada opsi captain seat seperti Freed.
  • Suspensi terasa kaku saat jalan bergelombang.

Namun, Sienta tetap unggul pada akses pintu geser elektrik yang praktis dan kualitas rakitan yang baik.

8. Masalah Umum yang Sering Dikeluhkan

Berdasarkan laporan dari forum otomotif dan komunitas pengguna, beberapa masalah yang sering muncul antara lain:

  • Power sliding door tidak menutup sempurna atau macet.
  • Suara CVT terasa berdengung pada kecepatan tinggi.
  • Suspensi belakang berbunyi saat melewati jalan tidak rata.
  • Konsumsi BBM terasa boros dalam kondisi macet berat.

 Masalah-masalah tersebut memperkuat persepsi mengenai beberapa kekurangan Toyota Sienta dalam aspek durabilitas dan kenyamanan jangka panjang.

9. Harga dan Nilai Jual Kembali Toyota Sienta

Harga baru Toyota Sienta saat terakhir dipasarkan berkisar Rp 325 juta hingga Rp 419 juta tergantung varian. Namun sejak produksinya dihentikan, harga bekas cenderung turun cukup signifikan.

Kekurangan Toyota Sienta dalam hal nilai jual kembali terletak pada depresiasi harga yang cepat. Dalam 3–4 tahun penggunaan, penurunan harga bisa mencapai 30–40%. Hal ini disebabkan oleh minat pasar yang terbatas serta stok suku cadang yang mulai menurun.

Tahun Produksi dan Update Facelift Terbaru

Toyota Sienta generasi kedua diluncurkan pada 2016 dan mendapatkan facelift ringan pada 2019. Perubahan hanya mencakup desain grille, lampu depan dan sedikit penyegaran interior.

Pada 2022, generasi ketiga diluncurkan di Jepang dengan platform TNGA-B, namun model ini tidak lagi diproduksi di Indonesia sejak Januari 2023.

Dengan demikian, kekurangan Toyota Sienta terbaru adalah tidak tersedianya versi 2025 di pasar lokal karena produksinya sudah resmi dihentikan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

FAQ

Apakah Toyota Sienta masih diproduksi di Indonesia.

Tidak, produksinya dihentikan sejak Januari 2023 oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia.

Apakah Toyota Sienta irit bahan bakar.

Relatif irit di jalan tol, namun agak boros di lalu lintas padat karena karakter CVT-nya.

Apakah Toyota Sienta cocok untuk keluarga besar.

Cocok untuk keluarga kecil hingga menengah, namun baris ketiga sempit untuk orang dewasa.

Mengapa harga bekas Toyota Sienta turun cepat.

Karena permintaan pasar menurun dan produksi sudah dihentikan.

Apakah pintu geser Toyota Sienta mudah rusak.

Tidak selalu, namun power sliding door memerlukan perawatan rutin agar tidak macet.

Kesimpulan

Dari berbagai sisi, kekurangan Toyota Sienta meliputi performa mesin yang tidak terlalu responsif, konsumsi bahan bakar yang cenderung boros di kondisi padat, fitur kabin yang masih terbatas serta biaya perawatan komponen tertentu yang tinggi.

Selain itu, penghentian produksinya di Indonesia turut berdampak pada nilai jual kembali yang menurun.

Meski demikian, bagi konsumen yang mencari MPV dengan kenyamanan khas Toyota, kualitas rakitan baik serta kepraktisan pintu geser elektrik, Sienta tetap menjadi pilihan menarik di pasar mobil bekas.

Memahami kekurangan Toyota Sienta secara menyeluruh membantu kita menilai dengan objektif sebelum membeli, sekaligus menimbang apakah model ini masih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi keluarga modern saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *